My Best SayGita

My Best SayGita

“Saaaaaaay...aku  bingung mau pilih siapa?”
“Saaaaay...aku suka sama mas itu...”
“Saaay...bisa nggak ya aku dapetin dia?”

Halo Say, masih ingat aku pernah heboh sendiri ketika jatuh cinta. Kau yang selalu pertama kali tahu siapa laki laki yang akan aku gebet, akan aku pedekatein, akan aku sabet dia jadi pacarku.

“Saaaayyy...badanku sakit semua”
“Saaayy...aku belum ngerjain tugas itu.”
“Saaaaay...aku titip print tugas ya.”

Masih ingat juga aku sering ngeriwuki kehidupanmu dengan berbagai rengekan dari aku bak anak kecil yang sedang ingin dimanja manja oleh ibunya. Ah, masih banyak lagi keruwetan diriku yang kau pahami benar.

“Say, aku putus.”
“Aku sakit hati Say sama dia.”
“Aku udah capek patah hati terus Say.”

Bahkan semua kesedihanku pun tertampung penuh padamu. Aku heran kau masih bisa saja tahan dengan aku yang super duper menyebalkan ini. Pertemuan kita bermula dari Ospek kampus dan berlanjut pada perkuliahan yang ternyata kita pun sekelas. Masih ingatkah kamu betapa aku menggebunya ingin mengenal beberapa laki laki dan ingin lebih dekat dengan mereka? Masih ingat kita telpon sampai tengah malam sekadar berbincang hal hal sepele? Tapi kau tahu say, aku senang. Aku beruntung bertemu dan mengenal seorang sahabat setulus kamu.

Tanpa kita sadari persahabatan kita yang cepat sekali terjalin ini dijadikan bahan iri oleh orang orang disekitar kita? Sampai ada yang bilang padamu kasih sayangmu tidak sama rata dan kau menyanggah karena akulah yang paling utama. Kau tahu bagaimana perasaanku saat kau mengatakan itu, “Aku tak akan mempertahankan persahabatan kita.” Siapapun orangnya akan berhadapan dengan aku jika sampai ingin merusak persahabatan kita. Ah tidak, ini tidak berlebihan untukku. Aku tak peduli seperih apa mereka merendahkan kita karena kita adalah yang paling tinggi diantara pertemenan mereka. Aku tidak sombong tapi aku bangga memiliki sahabat seperti kamu.

Aku bahagia dan bersyukur sekali sampai saat ini masih bisa bersama sama denganmu. Hanya kamu yang selalu menghargai setiap karya yang aku cipta, hanya kamu yang mampu menerima aku apa adanya diantara mereka, hanya kamu yang tulus berbagi denganku, dan aku berharap persahabatan kita akan tetap nyala sampai kita dimakan usia.

Masih banyak sesungguhnya yang ingin aku utarakan di surat ini, mungkin tak akan cukup hanya dengan menulis surat sekali ataupun berkali kali. Takkan pernah cukup. Maafkan aku jika terkadang menyusahkan dan merepotkanmu tapi kamu selalu bilang “Tidak ada yang merepotkan dan direpotkan untuk sahabat.” Oh, Tuhan...Bagaimana lagi aku harus berterima kasih padamu Say? Semoga persahabatan kita memang adalah yang abadi, yang sejati. I need you so much my best SayGita.

Dari sahabatmu yang manja,

Rena ^_^

RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Memasang Tanda Admin di Kolom Komentar Blog

Senasib Sepenanggungan

Kelakar Trotoar