Hati Yang Ku Taruh Dalam Gelas Kaca

Hati Yang Ku Taruh Dalam Gelas Kaca

Hari ini aku menangis lagi Tuhan, bukan untuk kesedihan yang aku sengaja dramatisasi. Obat lukaku habis, bahkan efek sampingnya membuat ku lebih dari sekedar mati. Ya, mati. Berhasil lah kau. Bersoraklah selagi darah dihatiku masih membiru.

Malam ini aku tertidur dengan air mata yang sebenarnya belum kering dari pipi, belum sempat ku usap namun kantuk terlanjur melumat. Ada sesak yang tak bisa ku taruh begitu saja disisi meja. Pagi datang dengan gagahnya, matahari juga masih datang sendiri di timur yang siap angkuh jika siang meninggi.

Tiktok.. tiktok..tiktok waktu rupanya sedang berlari. Lalu umurku dikunyahnya setiap hari. "Lumatlah nyawa, mungkin mati baik adanya" kata wanita yang mungkin sudah terserak hatinya. Dia ingin berontak, berlari lalu mengiba pada gelas kaca yang dia taruh hatinya. Pecahkan atau jangan begitulah hati wanita yg terkunkum kesepian.

Ini hatiku Tuhan, sengaja kuletakan dalam sebuah suguhan. Minumlah, teguklah. Habislah dahaga, habislah cerita, habislah air mata. Jangan sedih lagi wanita ini, kasian dia lama-lama mungkin mati. Pergih lah sedih, pergih.. pergih jangan datang lagi. Aku tak menjemputmu datang, tak menyuruhmu menghibur, tak membuatmu sengaja cinta. Aku hanya belajar dari luka, luka yang ku letakan dalam gelas kaca.

Aku mencintaimu luka, ku tertawakan derita. Lucu, ironi yang mengantarku mati

INTAN IRA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
WEBSITE/BLOG: http://aksaraira.blogspot.co.id/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Memasang Tanda Admin di Kolom Komentar Blog

Senasib Sepenanggungan

Kelakar Trotoar