7 Cara Mengembalikan Kolom Komentar Yang Hilang di Blog
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Baru-baru ini saya selalu mendengar banyak keluhan di kalangan Blogger tentang kolom komentar di blog yang tidak tampil. Atau ada juga kolom komentar di sebagian artikel tidak muncul, ada juga yang memberitahukan tidak bisa membalas komentar di kolom komentar mereka. Apa sebenarnya yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Mungkin karena adanya perbedaan template. Karena yang saya tahu template yang sekarang menggunakan style CSS HTML 5, artnya semua kode HTML di dalam template sudah dirubah sesuai kebijakan Blogger yang mengoptimalkan Blog agar lebih SEO Friendly di mata robot pengindeks.
Namun bisa juga diakibatkan dari template yang sudah dimodifikasi ulang, biasanya template yang sudah dimodifikasi, akan merubah struktur elemen di dalam template tersebut. Karena perintah yang di operasikan di dalam template di buat di luar elemen template bawaan Blogger. Misalnya ditambah dengan script-script tertentu menggunakan kode java script atau kode css lainnya.
Lalu Bagaimana cara mengatasi kolom komentar yang tiba tiba hilang tersebut? Berikut cara-cara mengatasinya:
Cara Pertama Masuk ke akun Blogger >> Pilih Tata Letak >> klik Edit Halaman Posting, pastikan pada Opsi Halaman Entri ada tanda centang di bagian 5 komentar. Lihat gambar di bawah ini:
Cara Kedua Masuk ke akun Blogger >> Pilih Menu Google+ , pastikan jangan mencentang pilihan apapun di pilihan menu tersebut. Lihat gambar di bawah ini:
Cara Ketiga Masuk ke akun Blogger >> Pilih Post, lalu klik Edit pada salah satu artikel yang kolom komentarnya tidak muncul. Kemudian cek di sidebar sebelah kanan >> pilih menu Pilihan, pastikan pada Komentar Pembaca, anda mencentang Izinkan. Lihat gambar di bawah ini:
Artinya kita menginzinkan Pembaca untuk berkomentar di halaman artikel kita. Sekarang cek kolom komentarnya di halaman artikel Anda
Masih belum muncul juga kolom komentarnya?
Cara Keempat Login ke akun Blogger >> Masuk ke Menu Setelan/ Setting >> Pos dan Komentar >> pastikan pada Lokasi Komentar, anda memilih Tersemat. Lihat gambar di bawah ini:
Masih belum muncul juga kolom komentarnya?
Cara Kelima Login ke akun Blogger >> Pilih Template >> Edit HTML >> kemudian cari kode yang mirip dengan kode berikut ini:
<script type='text/javascript'> (function() { var items = <data:post.commentJso/>; var msgs = <data:post.commentMsgs/>; var postId = '<data:post.id/>'; var feed = '<data:post.commentFeed/>'; var authorName = '<data:post.author/>'; var authorUrl = '<data:post.authorUrl/>'; var blogId = '<data:top.id/>'; var baseUri = '<data:post.commentBase/>';
Cara Ketujuh Cari kode berikut ini: <div class='comment-form'> nanti akan ada dua kode yang mirip seperti di atas tampilannya kurang lebih seperti ini:
begitupun dengan kode <div class='comment-form'> yang kedua, tampilannya akan sama seperti pada cara ketujuh tersebut, ganti semua kodenya dengan kode seperti di atas.
Lalu simpan Template.
Lihat di halaman menu salah satu artikel apakah kolom komentarnya sudah muncul?
Jika belum muncul juga, saya sarankan agar mengganti template saja, karena bisa saja script elemen bawaan pencipta template tersabut sudah dihapus sehingga ada sebagian kode yang tidak berfungsi. Mungkin itilah sekilas pengalaman saya tentang cara menampilkan kolom komentar yang hilang. Semoga bermanfaat. Jika ada yang mencari artikel lain yang terkait, silahkan cek di bawah ini:
Gadis itu masih tertegun di tepi danau yang tenang, di balik pekarangan milik pamannya. Ia nampak begitu tenang pula masih dengan balutan selendang di kepalanya, menutupi setiap helai rambutnya namun samar samar mampu kulihat legam warna di balik selendang putih susu itu. Aku belum mengerti apa yang sedang ia pikirkan disana. Aku tak kuasa mendekat, hanya mampu memerhatikannya dari kejauhan. Sudah beberapa kali aku tak menyambangi danau ini, tak duduk di tepian danau dan kayu lapuk yang bertengger dengan tenang disana. Walau begitu kayu lapuknya masih mampu menampung berat badanku dengan nyaman. Ya, semenjak gadis yang selalu berselendang itu menyinggahi tempat semediku. Aku hanya diam saja tak berontak karena dia telah merebut tempat yang selama ini kujadikan persembunyian dari kejaran pikiran yang riuh rendah. Mungkin karena guratan di wajahnya mengisyaratkan sendu dan pilu yang begitu mendalam. Aku pun heran, mengapa tak ada sanak keluarganya yang datang untuk sekadar menyapanya jik...
Dear Nesha Allea, Nesh semalam entah mengapa kamu hadir lagi dalam lamunanku, entah tak ku ingat seberapa pekat malam itu. Bisa jadi sepekat coklat hangat yang biasa kau seduh, bisa jadi lebih Nesh. Sebab aku tak sedikitpun mendengar suara gaduh (kecuali, dipikiranku). Mungkin aku terlalu lama membolak-balik laman jejaring sosialmu saat itu. Nesh, apa kabarmu? Tanpa ku sadari hari ini tepat hari ke tujuh puluh satu sejak kau tak muncul dalam janji yang kau buat sendiri. Maafkan aku Nesh, mungkin aku serupa benalu di hidupmu. Aku terlalu menganggumu. Kau marah dengan ku? Tak apalah Nesh mungkin aku harus terbiasa menjadi pecundang yang hadirnya tak pernah kau harapkan. Kau ingat Nesh saat itu kau masih berusia lima belas tahun tepat di tanggal satu, sedangkan usiaku tepat tujuh bulan mendahuluimu. Kau senang sekali ketika aku menghadiahkanmu sebuah penanda kunci, ya seingatku kau terlalu mudah meletakan sesuatu lalu melupakannya (ya, termasuk aku contohnya). Maka dari itu ku beri kau ha...
“Saaaaaaay...aku bingung mau pilih siapa?” “Saaaaay...aku suka sama mas itu...” “Saaay...bisa nggak ya aku dapetin dia?” Halo Say, masih ingat aku pernah heboh sendiri ketika jatuh cinta. Kau yang selalu pertama kali tahu siapa laki laki yang akan aku gebet, akan aku pedekatein, akan aku sabet dia jadi pacarku. “Saaaayyy...badanku sakit semua” “Saaayy...aku belum ngerjain tugas itu.” “Saaaaay...aku titip print tugas ya.” Masih ingat juga aku sering ngeriwuki kehidupanmu dengan berbagai rengekan dari aku bak anak kecil yang sedang ingin dimanja manja oleh ibunya. Ah, masih banyak lagi keruwetan diriku yang kau pahami benar. “Say, aku putus.” “Aku sakit hati Say sama dia.” “Aku udah capek patah hati terus Say.” Bahkan semua kesedihanku pun tertampung penuh padamu. Aku heran kau masih bisa saja tahan dengan aku yang super duper menyebalkan ini. Pertemuan kita bermula dari Ospek kampus dan berlanjut pada perkuliahan yang ternyata kita pun sekelas. Masih ingatkah kamu betapa aku mengge...
Komentar
Posting Komentar